Sejarah Singkat Kerajaan Sriwijaya | Prasasti Kerajaan Sriwijaya

 

     Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Buddha. Bahkan kerajaan itu pernah menjadi salah satu pusat pengembangan agama Buddha di Asia Tenggara. Awal berdirinya Kerajaan Sriwijaya dan siapakah yang mendirikannya belum diketahui sampai saat ini. Tetapi beberapa raja yang pernah menguasai Kerajaan Sriwijaya mengeluarkan prasasti yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno. Tentang di mana letak ibu kota Kerajaan Sriwijaya ada banyak berbagai pendapat, tetapi pada umumnya berpendapat ibu kota Kerajaan Sriwijaya di kota Palembang.

     Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan disimpulkan bahwa Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 karena prasasti yang ditemukan sudah berangka tahun. Terdapat delapan prasasti yang memuat tentang Sriwijaya yaitu sebagai berikut :
a. Prasasti Kota Kapur (68 M) di dekat Sungai Menduk, Pulau Bangka
b. Prasasti Kedukan Bukit (682 M) di tepi Sungai Tatang, dekat Palembang.
c. Prasasti Talang Tuo (684 M) di daerah Talang Tuo, sebelah barat Palembang.
d. Prasasti Telaga Batu (tidak berangka tahun) di dekat Palembang.
e. Prasasti Ligor (679 M) di Tanah Genting Kra.
f. Prasasti Bukit Siguntang
g. Prasasti Palas Pasemah (tidak berangka tahun) di tepi Sungai Pisang, Lampung Selatan.
h. Prasasti Karang Berahi (tidak berangka tahun) di tepi Sungai Merangin, Jambi Hulu.


    Selain dari prasasti terdapat sumber dari berita perjalanan musafir Tiongkok (I-Tsing) dari sumber tersebut dapat disimpulkan hal-hal berikut :
a. Kerajaan Sriwijaya maju dalam hal agama Buddha, terbukti I-Tsing belajar bahasa Sanskerta selama enam bulan di Sriwijaya.
b. Sriwijaya sudah menguasai Jambi dan Tulang Bawang (Lampung) pada abad ke-7
c. Pelayaran di Sriwijaya sudah maju sebab kapal-kapalnya sudah berlayar sampai India.
d. Sriwijaya merupakan pusat perdagangan maritim.
e. Sriwijaya merupakan pusat agama Buddha.

     Berdasarkan berita-berita tersebut tampak bahwa Sriwijaya terus mengalami perkembangan dan mencapai zaman keemasan pada masa pemerintahan Balaputradewa. Nama tersebut terdapat dalam Prasasti Nalanda, daerah India bagian timur berangka sekitar tahun 860. Dalam prasati itu berisikan tentang pembangungan sebuah biara di Nalanda atas perintah raja Balaputradewa. Kemudian Sriwijaya berkembang dari kerajaan agraris menjadi kerajaan maritim. Tahap-tahap perkembangan dari kerajaan agraris menjadi kerajaan maritim adalah sebagai berikut :
1. Tahap pertama, antara tahun 683-750, Sriwijaya masih merupakan kerajaan agraris. Wilayah kerajaannya terbatas hanya di Pulau Sumatera.
2. Tahap kedua, antara tahun 750-1000, Sriwijaya sudah mulai berkembang menjadi kerajaan maritim dan wilayah kekuasannya sudah sampai Malaka.
3. Tahap ketiga, antara tahun 1000-1200, Sriwjaya sudah menjadi kerajaan maritim internasional. Pada masa tersebut Sriwijaya sudah mencapai puncak kejayaannya.
4. Tahap keempat, sesudah tahun 1200 Sriwijaya mulai mengalami kemunduran dan pada tahun 1377 dikalahkan Majapahit.

Sebagai pusat perdagangan, Sriwijaya membeli barang-barang dari pedagang Barat untuk kemudian dijualnya kepada para pedagang dari Timur atau sebaliknya. Sriwijaya juga mendapatkan pajak dari kapal-kapal yang berlabuh di pelabuhannya.

     Selain pusat perdagangan Sriwijaya berperan sebagai pusat ilmu pengetahuan dan pusat pengembangan agama Buddha. Musafir I-Tsing sendiri belajar agama Buddha dan bahasa Sanskerta di Sriwijaya. Pendeta Buddha yang terkenal di Sriwijaya adalah Sakhyakirti dan Dharmapala.
Sejak abad ke-11, Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran banyak faktor yang menjadi penyebabnya antara lain persaingan dengan Kerajaan Medang di Jawa Timur, perperangan dengan Kerajaan Cholamandala (India bagian selatan) pada tahun 1024 dan 1030, serangan dari Kerajaan Singhasari (1275), dan kemudian hancur akibat serangan Majapahit (1377).



Sejarah Singkat Kerajaan Sriwijaya | Prasasti Kerajaan Sriwijaya Sejarah Singkat Kerajaan Sriwijaya | Prasasti Kerajaan Sriwijaya Reviewed by azielzabbar on April 06, 2021 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.