- Sistem Kepercayaan
Sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia, masyarakat di Indonesia telah memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme. Agama Buddha memasuki Indonesia sekitar abad ke-2 sampai ke-5 yang didasarkan penemuan beberapa arca Buddha di Jember, Bukit Siguntang, dan Sempaga. Sementara agama Hindu memasuki Nusantara sekitar awal abad ke-5.
Pada awalnya, penganut agama Hindu memuja Trimurti. Namun kemudian berkembang kepercayaan Siwaisme (umat Hindu yang memuja Siwa) dan Waisnawa (umat Hindu yang hanya memuja Wisnu) pada abad ke-7. Sedangkan pada abad ke-8 terjadi perpaduan agama antara Hindu dengan Buddha yang diesebut Siwa-Buddha pada masa kerajaan Majapahit dan Singhasari. Di agama Hindu-Buddha telah mengembangkan sikap saling menghromati dan menghargai antar umat beragama.
- Seni Bangunan
Pada zaman praaksara, bentuk bangunan yang terkenal adalah bangunan pada masa Megalitikum. Pengaruh budaya tersebut juga tidak pudar saat agama Hindu-Buddha masuk, peninggalan sejarah di bidang bangunan yang bercorak Hindu-Buddha adalah sebagai berikut :
a. Wihara adalah tempat tinggal para biksu yang dibuat dari kayu.
b. Keraton adalah rumah tempat tinggal ratu atau raja.
c. Pertiraan adalah tempat pemandian suci yang sering digunakan oleh kalangan istana kerajaan
d. Gapura adalah berupa pintu gerbang, ada yang beratap serta berdaun pintu dan ada juga yang menyerupai candi terbelah dua
e. Pertapaan adalah bangunan yang dicerukkan pada suatu gua batu dan difungsikan sebagai tempat tinggal para petapa.
f. Candi adalah tempat ibadah umat Hindu-Buddha. Nama candi diambil dari kata Candikhagrha yang artinya rumah Candika. Candika adalah salah satu Dewi Durga ( dewi kematian ).
g. Stupa adalah bangunan suci yang berkaitan dengan agama Buddha yang berfungsi sebagai dhatugarba (tempat penyimpan peninggalan Buddha Gautama) dan caitya (tempat memperingati kejadian penting Buddha Gautama).
h. Arca adalah patung manusia atau binatang yang terbuat dari batu.
(salah satu Arca yang ada di Indonesia)
- Karya Sastra
Sebelum masuknya Hindu-Buddha di Indonesia belum ada budaya penulisan. Masuknya budaya Hindu-Buddha pun membawa pengaruh besar di Indonesia. Berikut adalah peninggalan karya-karya sastra pada masa Hindu-Buddha :
a. Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa.
b. Kresnayana, karya Mpu Triguna.
c. Sumanasantaka, karya Mpu Monaguna.
d. Lubdaka dan Wertasancaya, karya Mpu Tanakung.
e. Smaradahana, karya Mpu Dharmaja.
f. Hariwangsa dan Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh.
g. Sutasoma, karya Mpu Tantular.
h. Negarakertagama, Mpu Prapanca.
- Aksara dan Bahasa
Peninggalan sejarah yang bercorak Hindu-Buddha di bidang tulisan dan bahasa adalah aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta. Aksara Pallawa adalah aksara yang dipakai untuk menuliskan bahasa di India Selatan. Aksara tersebut digunakan dalam penulisan prasasti kerajaan-kerajaan pertama di Indonesia.
Bahasa Sanskerta adalah bahasa yang digunakan dalam tulisan pada prasasti-prasasti dari masa Hindu-Buddha. Pada saat ini bahasa Sanskerta lebih dapat bertahan dibanding aksara Pallawa yang telah digantikan oleh penggunaan aksara Latin dan Arab di Indonesia.
- Sistem Penanggalan
Tahun saka merupakan kalender pertama yang dikenalkan orang India pada masyarakat Nusantara. Penanggalan Saka telah digunakan kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Nusantara. Sebelum ada perhitungan tahun saka, suku-suku bangsa di Indonesia mengabaikan begitu saja waktu berlalu. Perbedaan waktu tahun saka dengan tahun Masehi adalah 78 Tahun.
- Sistem Pemerintahan sebelum masuknya Hindu-Buddha masyarakat di Nusantara telah menggunakan sistem kepala suku, setelah Hindu-Buddha masuk sistem pemerintahan diubah menjadi sistem dinasti atau keturunan yang berbentuk kerajaan. Dalam sistem kerajaan kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas.
Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
Reviewed by azielzabbar
on
April 04, 2021
Rating:

No comments: