Diketahuinya sejarah tentang Kerajaan Mataram Kuno yaitu dari Prasasti Canggal yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahsa Sanskerta. Angka tahun dalam prasasti itu berbentuk Candrasangkala yang berbunyi Sruti Indya Rasa yang artinya tahun 654 Saka atau tahun 732 M. Prasasti tersebut ditemukan di Gunung Wukir, Kecamatan Salam Magelang. Prasasti tersebut juga berisi asal-usul Dinasti Sanjaya dan raja Mataram Kuno. Raja pertama yang memerintah Kerajaan Mataram Kuno adalah Sanna. Sanna adalah raja yang memiliki kehalusan budi dan bijaksana. Kemudia Sanna digantikan oleh Sanjaya yang merupakan anak Sanaha yaitu saudara perempuan Sanna. Sanjaya adalah seorang ahli dalam kitab suci dan keprajuritan. Pada masa Sanjaya memimpin kerajaan Mataram dapat menaklukkan wilayah sekitar kerajaan seperti daerah Jawa Timur, Jawa Barat, dan Bali.
Menurut Prasasti Mantyasih disebutkan Raja Sanjaya adalah raja pertama Kerajaan Mataram. Dan jika tentang raja lainnya terdapat di Prasasti Wanua III, mereka antara lain Rakai Panangkaran (746-784), Rakai Panunggalan (784-803), Rakai Warak Dyah Manahara (803-827), Dyah Gula (827-828), Rakai Garung (828-847), Rakai Pikatan (847-855), Rakai Kayuwangi (855-887), Rakai Dyah Badra (887), Rakai Watuhumalang (894-898), dan Rakai Watukura Dyah Balitung (898-913).
Setelah Raja Sanjaya meninggal, dua dinasti yang memimpin Kerajaan Mataram adalah Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra. Dinasti Sanjaya beragama Hindu dan Dinasti Syailendra beragama Buddha. Dinasti Sanjaya memerintah wilaya Jawa Tengah bagian tengah dan utara, jika Dinasti Syailendra memerintah wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Pada pertengahan abad ke-9 M kedua dinasti tersebut bersatu dengan adanya perkawinan antara Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya) dan Pramodhawardhani (Dinasti Syailendra). Kemudian perkawinan tersebut tidak di setujui oleh Balaputradewa yaitu adik dari Pramodhawardhani.
( Candi Prambanan )
Candi-candi peninggalan Kerajaan Mataram adalah Candi Prambanan, Candi Gedongsongo, Candi Dieng, dan Candi Arjuna yang bercorak Hindu, sementara yang bercorak Buddha antara lain Candi Plaosan, Candi Pawon, Candi Sewu, dan Candi Mendut. Pada masa pemerintahan Dyah Balitung Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaannya, raja tersebut berhasil mengatasi kehancuran Mataram akibat perebutan kekuasaan pada masa Rakai Kayuwangi dan Rakai Watuhumalang. Setelah keadaan sudah seperti biasa kehidupan ekonomi berkembang pesat dan raja pun memerintahkan untuk mendirikan pusat-pusat perdagangan.Kerajaan Mataram kembali menurun disaat sepeninggal Raja Balitung lalu pada saat itu Mataram diperintah secara berturut-turut oleh Raja Dhaksa, Tulodong, Wawa, dan kemudian digantikan oleh Mpu Sindok. Mpu Sindok memindahkan pusat kerajaannya ke Watugaluh, Jawa Timur dan mendirikan dinasti baru yaitu Dinasti Isyana. Kerajaan yang didirikannya pada tahun 928 dinamakan Kerajaan Medang.
Setelah Mpu Sindok kerajaan kurang berkembang hingga muncul Dharmawangsa (991-1016). Dharmawangsa memiliki ambisius untuk mengalahkan Kerajaan Sriwijaya, kemudian akhirnya Dharmawangsa dapat menguasai Sriwijaya pada tahun 992. Tetapi pada tahun 1016 Kerajaan Sriwijaya melakukan serangan balasan. Sriwijaya berkerja sama dengan kerajaan kecil di Jawa bernama Wurawari. Karena serangan tersebut Kerajaan Medang hancur dan Dharmawangsa tewas. Tetapi menantu Dharmawangsa yang bernama Airlangga dapat menyelamatkan diri. Perisitiwa tersebut disebut dengan Pralaya Medang.
Airlangga dinobatkan sebagai raja pada tahun 1019 dan meneruskan Dinasti Isyana. Airlangga pun menaklukan kerajaan-kerajaan kecil yang tidak mau mengakuinya sebagai raja, selanjutnya ibu kota kerajaan pun pindah ke Kahuripan. Setelah kerajaan kembali utuh perekonomian ditingkatkan dan dibangunnya Bendungan Waringin Sapta di Sungai Brantas. Untuk menggantikan dirinya sebagai raja, Airlangga sudah menyiapkan putrinya bernama Sanggramawijaya. Akan tetapi putrinya tidak ingin menjadi raja dan memilih untuk menjadi petapa. Untuk menjaga agar tidak terjadinya perebutan kekuasaan antara dua orang putra Airlangga, Airlangga pun membagi menjadi dua kerajaan yaitu Jenggala dan Kediri (Panjalu). Samarawijaya menjadi Raja kediri dan Panji Garasakan menjadi Raja Jenggala.
Sejarah Berdirinya Sampai Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno | Candi Peninggalan Kerajaan Mataram
Reviewed by azielzabbar
on
April 16, 2021
Rating:
No comments: