Featured Posts

[Blogger][feat1]

Sejarah Perang Ambarawa

June 11, 2021

 


  Pertempuran Ambarawa terjadi pada tanggal 29 November dan berakhir pada tanggal 15 Desember 1945. Latar belakang peristiwa ini dimulai dengan insiden yang terjadi di Magelang sesudah mendaratnya Brigade Artileri dari Divisi India ke-23 di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. Mereka pun diperkenankan untuk mengurus tawanan perang yang berada di penjara Ambarawa dan Magelang. Ternyata mereka diboncengi oleh orang-orang NICA (Nederland Indische Civil Administration) yang kemudian mempersenjatai bekas tawanan itu. Pada tanggal 26 Oktober 1945 pecah insiden Magelang yang berkelanjutan menjadi pertempuran antara TKR dan tentara sekutu. Insiden tersebut dapat terhentikan ketika Presiden Soekarno dan Brigadir Jenderal Bethell datang ke Magelang pada tanggal 2 November 1945. Mereka mengadakan perudingan gencatan senjata. 

(Sumber : dosenwisata.com)
  Namun pihak sekutu ingkar janji. Pada tanggal 20 November 1945 di Ambarawa pecah pertempuran antara pasukan TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto melawan tentara sekutu. Pada tanggal 21 November 1945 pasukan sekutu yang berada di Magelang ditarik ke Ambarawa. Saat tanggal 22 November 1945 pertempuran berkobar di dalam kota dan sekutu melakukan pengeboman terhadap kampung-kampung yang berada di sekitar Ambarawa. Dari arah Magelang pasukan TKR dari Divis V/Purwokerto di bawah pimpinan Imam Androngi melakukan serangan fajar di tanggal 21 November 1945 dengan tujuan memukul mundur pasukan sekutu yang berkedudukan di Desa Pingit. Pasukan Imam Adrongi pun berhasil memukul mundul pasukan sekutu yang menduduki Desa Pingit dan sekitarnya. Sementara itu, Batalion Imam Adrongi meneruskan geraka pengejarannya yang kemudian disusul 3 Batalion yang berasal dari Yogyakarta. Musuh pun akhirnya terkepung, walaupun terkepung pasukan musuh mematahkan pengepungan dengan mengadakan gerakan melambung dan mengancam kedudukan pasukan Indonesia dari belakang dengan tank-tanknya. Pasukan pun mundur ke Bedono untuk mencegah jatuhnya korban. Batalion Polisi Istimewa yang dipimpin Onie Sastroatmojo dan batalion dari Yogyakarta berhasil menahan gerakan musuh di Desa Jambu.

  Di Desa Jambu para komandan mengadakan rapat koordinasi yang dipimpin oleh Kolonel Holland Iskandar. Rapat itu menghadirkan pembentukan komando yang disebut Markas Pimpinan Pertempuran yang bertempat di Magelang. Pada tanggal 26 November 1945 pimpinan pasukan TKR dari Purwokerto yaitu Letkol Isdiman gugur. Kolonel Sudirman turun langsung memimpin pasukan setelah mengetahui Letkol Isdiman gugur. Kolonel Sudirman menyodorkan taktik perang Supit Urang. Musuh pun mulai terjepit dan situasi semakin menguntungkan pasukan TKR. Sejak saat itu, pimpinan pasukan TKR Purwokerto dipimpin oleh Kolonel Sudirman. Pada tanggal 5 Desember 1945 musuh terusir dari Desa Banyubiru yang merupakan garis pertahanan yang terdepan.

(Sumber : wikipedia)
  Pada tanggal 12 Desember 1945 dini hari, pasukan TKR bergerak menuju sasarannya masing-masing. Dalam waktu setengah jam pasukan TKR berhasil mengepung musuh di dalam kota. Pertahanan musuh yang terkuat diperkirakan berada di Benteng Willem yang terletak di tengah kota Ambarawa. Kota Ambarawa dikepung selama empat hari empat malam. Akhirnya pada tanggal 15 Desember 1945 musuh meninggalkan Kota Ambarawa dan mundur ke Semarang. Pertempuran Ambarawa ini letaknya sangat strategis karena apabila musuh menguasai Ambarawa mereka dapat mengancam 3 kota utama di Jawa Tengah, yaitu Magelang, Yogyakarta, dan Surakarta.

  Pasukan TKR pun mengalami kemenangan yang gemilang. Menyambut kemenangan Kolonel Sudirman yang masih berpakaian perang langsung mengambil air wudhu dan segera melakuka syukur sambil berdoa. Dengan kemenangan ini nama Sudirman semakin populer sebagai komandan dan pimpinan TKR. Untuk mengenang pertempuran Ambarawa, tanggal 15 Desember dijadikan hari infanteri dan dibangun juga Monumen Palagan di Ambarawa.


  


Sejarah Perang Ambarawa Sejarah Perang Ambarawa Reviewed by azielzabbar on June 11, 2021 Rating: 5

Peristiwa Rengasdengklok

June 11, 2021

 


  Detik-detik mendekati tanggal 15 Agustus 1945 disaat itu adalah hari yang menegangkan bagi bangsa Jepang dan bangsa Indonesia, karena pada tanggal tersebut Jepang menyerah kepada sekutu. Namun pada tanggal tersebut adalah kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan. Para pemuda pun mendesak para tokoh agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sultan Syahrir yang merupakan tokoh pemuda segera menemui Moh. Hatta di kediamannya, Syahrir mendesak agar Soekarrno dan Moh. Hatta segera memerdekakan Indonesia. Tetapi Bung Hatta tidak bersedia dan akan membicarakannya terlebih dahulu kepada Bung Karno. Syahrir dan Bung Hatta pun pergi ke kediaman Bung Karno tetapi saat Syahrir telah menyampaikan hal yang sama saat bertemu Bung Hatta. Bung Karno pun belum bersedia sambil mencari kebenaran berita tentang Jepang yang menyerah.

  Bung Karno dan Bung Hatta menolak segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dikarenakan, menurut pendapat mereka bahwa untuk memproklamasikan kemerdekaan itu perlu dibicarakan dengan PPKI agar tidak menyimpang dari ketentuan. Akan tetapi para pemuda berpendapat bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan oleh kekuatan bangsa sendiri, bukan oleh PPKI. Karena menurut para pemuda, PPKI itu dibuat oleh Jepang.

(Soekarno & Moh. Hatta)
  
  Hari Rabu tanggal 15 Agustus 1945 pukul 21.30 WIB, para pemuda yang dpimpin Wikana dan Darwis datang kerumah Bung Karno untuk memaksa agar Bung Karno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Para pemuda gagal memaksa Sukarno dan golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Pada tanggal 15 Agustus sekitar pukul 24.00 para pemuda mengadakan pertemuan dijalan Cikini 71 Jakarta. Para pemuda yang hadir malam itu, antara lain Chaerul Saleh, Sukarni, Wikana, Yusuf Kunto, dan Shodanco Singgih sepakat untuk membawa Soekarno dan Moh. Hatta ke luar kota. Yang bertujuan agar kedua tokoh ini jauh dari pengaruh jepang dan bersedia untuk memproklamasikan kemerdekaan. Singgih secara singkat meminta kesediaan Moh. Hatta untuk ikut ke luar kota. Moh. Hatta pun menuruti kehendak para pemuda. Kemudian rombongan pergi menuju ke rumah Soeakarno dan meminta agar Soekarno ikut pergi ke luar kota saat itu juga. Soekarno setuju tetapi Fatmawati, Guntur, dan Moh. Hatta ikut, para pemuda setuju dengan permintaan Soekarno. Kemudian tanggal 16 Agustus sekitar pukul 04.00 pagi rombongan Soekarno, Moh. Hatta berserta para pemuda pergi menuju ke arah timur. Disitu para pemuda masih merahasiakan tujuan rombongan di bawa pergi. Ternyata rombongan ini akan dibawa ke Rengasdengklok.

  Mengapa di bawa ke daerah Rengasdengklok, karena daerahnya terpencil yaitu 15 km dari Kedunggede, Karawang. Selain itu juga ada hubungan baik antara Daidan Peta Purwakarta dan Daidan Jakarta, sehingga dari segi keamanan terjamin. Sehari di Rengasdengklok para pemuda gagal untuk memaksa Soekarno menyatakan kemerdekaan Indonesia. Kemudian ada pertanda yang ditangkap oleh Singgih bahwa Soekarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia jika sudah kembali ke Jakarta. Jakarta berada dalam keadaan tegang karena tanggal 16 Agustus 1945 seharusnya diadakan pertemuan PPKI, tetapi Soekarno dan Moh. Hatta tidak ada di tempat. Ahmad Subarjo pun segera mencari keberadaan kedua tokoh tersebut, akhirnya setelah terjadi kesepakatan dengan Wikana, Ahmad Subarjo diantarkan ke Rengasdengklok oleh Yusuf Kunto. Ahmad Subarjo tiba di Rengasdengklok sekitar pukul 17.30 WIB untuk menjemput Soekarno dan Moh. Hatta. Tetapi para pemuda tidak yakin terhadap Ahmad Subarjo karena jika Soekarno dan Moh. Hatta kembali ke Jakarta apakah proklamasi kemerdekaan akan terlaksana. Disitu terjadilah dialog antara Subeno dengan Ahmad Subarjo. Dengan jaminan itu, maka Shodanco Subeno mewakili para pemuda mengizinkan Ahmad Subardjo untuk membawa pulang Soekarno, Moh. Hatta berserta para rombongan ke Jakarta.


Peristiwa Rengasdengklok Peristiwa Rengasdengklok Reviewed by azielzabbar on June 11, 2021 Rating: 5

Masuknya Jepang ke Indonesia

June 06, 2021

 


 Sejak terjadinya pengeboman Pearl Harbour yang dilakukan oleh angkatan Perang Jepang pada 8 Desember 1941, serangan terus dilancarkan terhadap angkatan laut Amerika Serikat di Pasifik. Kemudian serangan Jepang juga diarahkan ke Indonesia yang bertujuan untuk mendapatkan cadangan logistitk dan bahan industri perang, karena persediaan minyak di Indonesia sangat melimpah. Pada Januari 1942 Jepang mendarat dan memasuki Indonesia. Tentara Jepang masuk ke Indonesia melalui Ambon dan menguasai seluruh Maluku. Meskipun pasukan KNIL (Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger) dan pasukan Australia berusaha menghalangi tapi kekuatan Jepang tidak dapat dibendung. Pada 12 Januari 1942 daerah Tarakan di Kalimantan Timur dan Balikpapan dapat dikuasai oleh Jepang. Kemudian Jepang menyerang Sumatera setelah berhasil memasuki Pontianak. Jepang juga melakukan serangan ke Jawa di bulan Februari 1942.

 Saat Jepang memasuki Indonesia, Jepang membawa kultur dan ideologi fasisme. Fasisme dapat diartikan sebagai sistem pemerintahan yang dimana semua kekuasaan berada pada satu tangan seorang yang ditraktor dan otoriter. Pada tanggal 1 Maret 1942 kemenangan tentara Jepang dalam Perang Pasifik menunjukkan kemampuan Jepang dalam mengontrol wilayah yang luas, yaitu dari Burma sampai Pulau Wake di Samudra Pasifik. Untuk menghadapi gerak invasi tentara Jepang. Amerika Serikat, Belanda, Australia, dan Inggris membentuk Komando Gabungan Tentara Serikat yang disebut ABDACOM (American British Dutch Australian Command) yang bermarkas di Lembang, Letnan Jenderal Ter Poorten diangkat menjadi Panglima ABDACOM. 

(Sumber : Wikipedia)
 Dalam pertempuran di Laut Jawa, Angkatan Laut Jepang berhasil menghancurkan pasukan gabungan Belanda-Inggris yang dipimpin oleh Laksamana Karel Doorman. Sisa-sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri ke Australia. Sementara itu pada tanggal 1 Maret 1942 Jenderal Imanura dan pasukannya mendarat di Jawa. Sementara itu Jepang tidak menyerang Jakarta dikarenakan pada saat itu Jakarta disiapkan oleh Belanda sebagai kota terbuka. Untuk menghadapi pasukan Jepang, sebenarnya sekutu sudah mempersiapkan diri, yaitu antara lain berupa tentara gabungan ABDACOM, ditambah satu kompi Kadet dari Akademi Militer Kerajaan dan Korps Pendidikan Perwira Cadangan di Jawa Barat. Di Jawa Tengah telat disiapkan empat batalion infateri, sedangkan Jawa Timur terdiri dari tiga batalion pasukan bantuan Indonesia dan satu batalion marinir, serta ditambah dengan satuan-satuan dari Inggris dan Amerika.

 Pasukan Jepang dengan cepat menyerbu pusat-pusat kekuatan tentara Belanda di Jawa. Pada tanggal 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang. Tentara Jepang pun terus bergerak ke selatan dan menguasai kota Buitenzorg (Bogor). Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 Jenderal Ter Poorten atas nama komandan pasukan Belanda menandatanagani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang yang diwakili Jenderal Imamura. Penandatangan ini dilakukan di daerah Kalijati, Subang. Menyerahnya Belanda kepada Jepang dikenal dengan Kapitulasi Kalijati. Dengan demikian berakhirlah penjajahan Belanda di Indonesia, kemudian Indonesia berada di bawah pendudukan tentara Jepang.

 Sejak Jepang berkembang menjadi negara industri dan tampil sebagai imperialis, Jepang mulai membutuhkan daerah-daerah baru. Salah satunya adalah Indonesia karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Jepang dengan slogan Hakko Ichiu yang diperkenalkan oleh Kaisar Jimmu adalah doktrin untuk menguasai dunia dan satu-satunya kekaisaran. Ajaran ini diterjemahkan bawa Jepang sebagai negara maju bertanggung jawab untuk menyatukan bangsa-bangsa di dunia termasuk Indonesia. Untuk merealisasikan keinginannya itu sebelum tentara Jepang itu datang ke Indonesia, Jepang sudah mengirim paraa spionase untuk datang ke Indonesia pada tahun-tahun sebelumnya.


Masuknya Jepang ke Indonesia Masuknya Jepang ke Indonesia Reviewed by azielzabbar on June 06, 2021 Rating: 5

Soal Soal Sejarah SMA Kelas 10 Berserta Jawabannya

June 06, 2021

 


1. Ilmu yang mempelajari benda-benda peninggalan sejarah disebut ...

     a. Arkeologi

     b. Geologi

     c. Tipologi

     d. Epigrafi

     e. Biologi

2. Istilah Sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang artinya ...

     a. Tumbuhan

     b. Bunga 

     c. Pohon

     d. Rantai

     e. Tanaman

3. Seorang pakar yang mendapat gelar mpu sejarawan Indonesia ialah ...

    a. Soekmono

    b. Kuntjaraningrat

    c. Sartono Kartodirdjo

    d. Husein Djayaningrat

    e. Nugroho Notosusanto

4. Kegiatan Menilai keaslian dan kebenaran suatu sumber sejarah dinamakan ...

    a. Heuristik

    b. Verifikasi

    c. Historiografi

    d. Interpretasi

    e. Korespondensi

5. Peristiwa berikut yang bukan merupakan langkah-langkah penulisan sejarah yaitu ...

    a. Mencari sumber sejarah

    b. Menilai sumber sejarah

    c. Menyeleksi sumber sejarah

    d. Mempublikasikan sumber sejarah

    e. Medeskripsikan sumber sejarah

6. Cara penentuan usia suatu benda peninggalan budaya berdasarkan lapisan tanah disebut ...

    a. Tipologi

    b. Geologi

    c. Stratigrafi

    d. Pateografi

    e. Heraldik

7. Keterangan lisan yang langsung didapat dari pelaku ataupun saksi peristiwa yang terjadi dimasa lalu merupakan ...

    a. Sumber tertulis

    b. Artefak

    c. Sumber lisan

    d. Sumber primer

    e. Sumber sekunder

8. Secara praktis, kata sejarah sering dipahami dalam empat pengertian ruang lingkup, yaitu sebagai ...

    a. Mitos, dongeng, kisah, dan kronik

    b. Cerita, legenda, dongeng, dan babad

    c. Kisah, ilmu, cerita rakyat, dan kronik

    d. Kenang-kenangan, kisah, ilmu, dan seni

    e. Peristiwa, kisah, ilmu, dan seni

9. Perhatikan informasi berikut :

   1). Penafsiran ilmu sejarah bersifat objektif dalam arti dapat di buktikan kebenarannya

   2). Sejarah menceritakan peristiwa yang benar-benar terjadi

   3). Sejarah menceritakan peristiwa-peristiwa masa lampau

   4). Sejarah bertujuan untuk memberi legitimasi kekuasaan kepada para pejabat

   5). Semua peristiwa sejarah dapat menjadi panutan serta pedoman bagi pembacanya

Berdasarkan informasi tersebut, ciri-ciri sejarah sebagai ilmu adalah ...

     a. 1), 2), dan 3)

     b. 1), 2), dan 4)

     c. 2), 3), dan 4)

     d. 3), 4), dan 5)

     e. 2), 4), dan 5)

10. Seorang guru yang sedang menjelaskan peristiwa Perang Padri dikelas bisa digolongkan dalam proses sejarah , sebagai ...

     a. Ilmu

     b. Peristiwa

     c. Seni

     d. Kisah

     e. Cermin

11. Pembukaan kronologi di lakukan dengan tujuan berikut, kecuali ...

     a. Dapat berurutan kejadiannya

     b. Tersusun secara baik sehingga mudah dipahami

     c. Memudahkan adanya hubungan sebab dan akibat

     d. Memenuhi pedoman penulisan sejarah

     e. Mempermudah pemahaman sejarah

12. Sejarah memberikan pelajaran bagaimana hari ini dikelola dan bagaimana hari sesok dirancang agar tidak mengurangi kesalahan-kesalahan masa lalu. Dengan begitu sejarah memiliki nilai guna ...

     a. Edukatif

     b. Inspiratif

     c. Rekreatif

     d. Manipulatif

     e. Persuasive

13. Penulisan sejarah tradisional menekankan pada konsep ...

     a. Loyalitas pada raja

     b. Pembelaan terhadap rakyat

     c. Pengabdian kepada tuhan 

     d. Pembebasan penderitaan rakyat

     e. Kesetiaan terhadap negara kebangsaan

14. Perlawanan terhadap penguasa asing dianggap sebagai pemberontakan, hal ini terjadi pada penulisan sejarah masa ...

     a. Hindu-Buddha

     b. Prasejarah

     c. Kolonial

     d. Pergerakan nasional

     e. Kemerdekaan

15. Tradisi sejarah tertua masyarakat Indonesia yang sudah mengenal tulisan dapat diketahui dari prasasti ...

     a. Tugu

     b. Canggal

     c. Kebon Kopi

     d. Kutai

     e. Kedukan Bukit

16. Dalam teknik penulisan sejarah diperlukan bantuan beberapa ilmu lain diantaranya epigrafi yaitu ilmu yang mempelajari tentang ...

     a. Peninggalan purbakala

     b. Prasasti

     c. Fosil

     d. Mata uang kuno

     e. Aksara kuno

17. Yang dimaksud interprestasi dalam metode penulisan sejarah adalah ... 

     a. Kegiatan penafsiran sumber-sumber sejarah yang telah diseleksi untuk disusun sebagai                 fakta

     b. Menentukan kebenaran suatu peristiwa dengan mengumpulkan sumber-sumber sejarah

     c. Kegiatan menyeleksi sumber-sumber sejarah

     d. Kegiatan merangkai fakta-fakta sejarah melalui laporan sejarah

     e. Kegiatan mengumpulkan informasi berbagai bentuk sebagai sumber sejarah

18. Didalam sejarah apa yang terjadi saat ini tidak terlepas dari apa yang terjadi sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam sejarah ada proses ...

     a. Kontinuitas

     b. Diskontiunitas

     c. Heuristik

     d. Verifikasi

     e. Histonologi

19. Penulisan sejarah-sejarah yang menampilkan peran orang-orang besar adalah ...

     a. Sosial

     b. Politik

     c. Ekonomi

     d. Keluarga

     e. Militer

20. Sebagai sebuah sumber sejarah, tradisi lisan memiliki fungsi penting bagi masyarakat, kecuali ...

     a. Melukiskan kondisi fakta mental masyarakat

     b. Menunjukkan keturunannya yang berasal dari dewa-dewi

     c. Menunjukkan simbol identitas masyarakat

     d. Merupakan simbol solidaritas masyarakat

     e. Alat legitimasi bagi keberadaan

21. Sejarah mempunyai arti "terjadi" dari kata "geehieden" yang berasal dari bahasa ...

      a. Spanyol

      b. Belanda

      c. Italia 

      d. Swiss

      e. Jerman

22. Sejarah sebagai ilmu karena memiliki ciri ciri, kecuali ...

      a. Tujuan

      b. Metode

      c. Subjektif

      d. Sistematis

      e. Rasional

23. Pengertian historia dalam bahasa yunani adalah ...

      a. Peristiwa pada masa lampau

      b. Kisah yang sudah terjadi

      c. Apa yang diketahui karena penyelidikan

      d. Cerita yang tidak dapat dilupakan

      e. Kenangan di masa lalu

24. Peristiwa sejarah disebut sebagai suatu peristiwa yang abadi, karena ...

      a. Inspirasi bagi perubahan bangsa

      b. Memberi hikmah pada manusia

      c. Menjadi pedoman hidup manusia

      d. Terjadi hanya satu sekali dalam hidup manusia

      e. Tidak pernah berubah-ubah

25. Dengan mempelajari sejarah, kita akan mempunyai wawasan sejarah, pernyataan ini menurut pendapat ...

      a. Nugroho Notosusanto

      b. C.P. Hill

      c. Sartono Kartodirdjo

      d. E.H. Carn

      e. Roeslan Abdulgani



 



















Soal Soal Sejarah SMA Kelas 10 Berserta Jawabannya Soal Soal Sejarah SMA Kelas 10 Berserta Jawabannya Reviewed by azielzabbar on June 06, 2021 Rating: 5

Sejarah Perang Diponegoro

June 06, 2021

 


   Pada abad ke-19 keadaan di Jawa khusunya Surakarta dan Yogyakarta semakin memprihatinkan dikarenakan banyaknya konflik yang disebabkan oleh pemerintah kolonial. Campur tangan kolonial itu juga melahirkan budaya Barat yang tidak sesuai dengan budaya Nusantara, seperti minum-minuman keras. Rakyat pun semakin menderita karena dijadikan objek pemerasan. Perubahan pada masa Van Der Capellen juga menimbulkan kekecewaan beban penderitaan rakyat semakin berat, karena diwajibkan membayar berbagai pajak, seperti pajak tanah, pajak halaman perkarangan, pajak jumlah pintu, pajak ternak, pajak pindah nama, pajak menyewa tanah atau menerima jabatan. Bahkan seorang ibu yang menggendong anaknya di jalan umum juga harus membayar pajak.

Dalam suasana penderitaan rakyat dan kekacauan itu datanglah seorang bangsawan, putera Sultan Hamengkubuwana III yang bernama Raden Mas Ontowiryo atau yang dikenal dengan nama Pangeran Diponegoro. Pangeran Diponegoro merasa tidak senang dengan melihat penderitaan rakyat dan kekejaman Belanda. Pangeran Diponegoro pun menentang perbuatan Belanda yang kejam dan tidak berperikemanusiaan, pada tanggal 20 Juli 1825 meletuslah Perang Diponegoro.

( Pangeran Diponegoro )

Sejak tahun 1823, Jonkheer Anthonie Hendrik Smissaert diangkat sebagai residen di Yogyakarta. Tokoh Belanda ini dikenal sebagai tokoh yang sangat anti terhadap Pangeran Diponegoro. Oleh karena itu Smissaert berkerja sama dengan Patih Danurejo untuk menyingkirkan Pangeran Diponegoro dari istana Yogyakarta. Pada suatu hari ditahun 1825 Smissaert dan Patih Danurejo memerintahkan anak buahnya untuk memasang anjir (patok) dalam rangka membuat jalan baru. Pangeran Diponegoro pun memerintahkan rakyatnya untuk mencabuti anjir tersebut tetapi Patih Danurejo memasang kembali anjir tersebut. Dengan keberaniannya pengikut Pangeran Diponegoro mencabuti anjir itu dan digantikan oleh tombak tombak mereka berawal dari insiden anjir inilah meletus Perang Diponegoro.

Pangeran Diponegoro adalah pemimpin yang tidak individualis. Beliau sangat memperhatikan keselamatan anggota keluarga dan anak buahnya. Sebelum melanjutkan perang Pangeran Diponegoro  harus mengungsikan anggota keluarga berserta anak-anak dan orang-orang lanjut usia ke Dekso daerah Kulon Progo. Dari Selarong Pangeran Diponegoro pun menyusun strategi perang, yaitu :

  1). Merencanakan serangan ke keraton Yogyakarta dengan mengisolasi pasukan Belanda dan                       mencegah masuknya bantuan dari luar

  2). Mengirim kurir kepada para bupati atau ulama agar mempersiapkan peperangan melawan Belanda.

  3). Menyusun daftar nama bangsawan siapa yang sekiranya kawan dan siapa lawan.

  4). Membagi kawasan Kesultanan Yogyakarta menjadi beberapa mandala perang dan mengangkat               para pemimpinnya.

Sebagai pimpinan  Pangeran Diponegoro didampingi oleh Pangeran Mangkubumi (Paman Pangeran Diponegoro), Ali Basyah Sentot Prawirodirjo sebagai panglima muda, dan Kiai Mojo bersama muridnya. R.A. Kustiah Retno Edi atau yang dikenal dengan nama Nyi Ageng Serang yang sudah berusia 73 tahun bersama cucunya R.M Papak bergabung dengan pasukan Pangeran Diponegoro.Tiga minggu setelah penyerbuan Tegalrejo Pasukan Pangeran Diponegoro balik menyerang Keraton Yogyakarta dan serangan ini pun mendapatkan hasil. Perlawanan Pangeran Diponegoro pun terus meningkat beberapa pos pertahanan Belanda dapat dikuasai. Pergerakan pasukannya pun meluas ke daerah Pekalongan, Banyumas, Semarang, Kedu, dan Rembang. Kemudian ke arah Timur meluas ke daerah Magetan, Kediri, Madiun dan sekitarnya.

Pangeran Diponegoro menerapkan beberapa strategi perang dengan menerapkan penyerangan langsung yang mengandalkan jumlah pasukan yang besar dan ia juga menerapkan prinsip perang gerilya , selain itu Pangeran Diponegoro juga menerapkan strategi perang atrisi (penjemuan) startegi ini mengubah perang secara langsung dengan perang jangka panjang. Dalam melakukan perlawanan pasukan Pangeran Diponegoro senantiasa bergerak dari pos satu ke pos lainnya, strategi perang ini sempat membuat Belanda kebingungan. Untuk menghadapi strategi pasukan Pangeran Diponegoro yang berpindah-pindah, Jenderal de Knock pun menerapkan strategi dengan sistem Benteng Stelsel. Dengan strategi ini sedikit demi sedikit perlawanan Pangeran Diponegoro dapat diatasi. Pada tahun 1827 perlawanan Pangeran Diponegoro di beberapa tempat seperti Semarang, Tegal, dan Pekalongan dapat dipukul mundul oleh pasukan Belanda. Dengan sistem Benteng Stelsel pergerakan pasukan Diponegoro pun semakin sempit.

(Jenderal de Kock)

Para pemimpin yang membantu Pangeran Diponegoro mulai banyak yang tertangkap, tetapi perlawanan rakyat masih terjadi di beberapa tempat. Di rembang di bawah pimpinan Raden Tumenggung Ario Sosrodilogo mengadakan perlawanan di daerah Rajegwesi. Namun perlawannya berhasil dipatahkan Belanda pada bulan Maret 1928. Sementara itu pasukan Pangeran Diponegoro dibawah Sentot Prawirodirjo justru berhasil menyerang benteng Belanda di Nanggulan. Penyerangan ini berhasil menewaskan Kapten Ingen. Kemudian pasukan Belanda pun dikosentrasikan untuk mendesak dan mempersempit ruang gerak pasukan Sentot Prawirodirjo dan kemudian dicoba untuk didekati agar mau berunding. Berkali-kali ajakan Belanda ditolaknya, kemudian Belanda pun meminta bantuan kepada Aria Prawirodiningrat untuk membujuk Sentot Prawirodirjo, akhirnya Sentot Prawirodirjo pun menerima ajakan untuk berunding. Pada tanggal 17 Oktober 1829 ditandatangani Perjanjian Imogiri antara Sentot Prawirodirjo dengan pihak Belanda. Penyerahan diri dan tertangkapnya para pemimpin merupakan pukulan berat bagi perjuangan Pangeran Diponegoro. Perlawanan Pangeran Diponegoro terus berjuang mempertahankan tanah tumpah darahnya dan belum ada tanda-tanda perlawanan Diponegoro akan berakhir. Kemudian Belanda mengumumkan kepada khalayak bagi siapa saja yang dapat menyerahkan Pangeran Diponegoro dalam keadaan hidup atau mati akan diberi hadiah sejumlah 20.000 ringgit. Tetapi tidak ada yang tertarik dengan sayembara itu.



   

Sejarah Perang Diponegoro Sejarah Perang Diponegoro Reviewed by azielzabbar on June 06, 2021 Rating: 5
Powered by Blogger.